Pemerintah Perpanjang PPKM Jawa dan Bali Hingga 31 Januari 2022

oleh -9 Dilihat

Jakarta – Pemerintah memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali sepekan ke depan atau pada 25-31 Januari 2022. Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan dari sisi level PPKM terjadi peningkatan jumlah kabupaten/kota yang masuk ke level 1.
Meski demikian, ada juga daerah yang naik level asesemen. “Teater perang pandemi yang terjadi di DKI Jakarta menyebabkan asesmen situasi provinsi tersebut masuk ke dalam Level 3,” ujar Luhut dalam konferensi pers, Senin, 24 Januari 2022.

Namun Luhut menyatakan pemeriksaan dalam melakukan asesmen level PPKM secara konsisten memperlakukan DKI sebagai satu kesatuan wilayah aglomerasi Jabodetabek. “Secara aglomerasi, Jabodetabek saat ini masih pada level 2,” ujar Luhut.
Luhut tidak mendetail rincian perubahan level asesemen di Jawa-Bali. Daftar daerah yang berubah level akan dituangkan secara lengkap dalam Instruksi Mendagri atau Menteri Dalam Negeri. “Rincian terkait level PPKM dapat dilihat pada Inmendagri yang akan terbit hari ini,” ujar Luhut.

Puncak Omicron Februari-Maret, Wapres Minta Kebijakan Tatap Muka Dievaluasi

Menyusul adanya ancaman puncak penyebaran varian Omicron yang diprediksi berlangsung pada Februari hingga Maret mendatang. Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta penyelenggaraan pertemuan tatap muka, terutama di sekolah-sekolah, dievaluasi.

“Sampai 18 Januari 2022, terdapat 41 sekolah SD-SMA di Jakarta yang sebagian siswanya positif Covid-19. Bagaimana kira-kira kelanjutan kebijakan dari PTM (pembelajaran tatap muka) ini. Karena penyebarannya cepat dan bahkan diperkirakan Februari ini akan mencapai puncaknya dan sampai dengan awal Maret,” ujar Wapres Ma’ruf saat memimpin rapat evaluasi PPKM, Senin, 24 Januari 2022.

Ma’ruf menyoroti penyebaran varian Covid-19 Omicron yang melonjak dalam beberapa hari terakhir hingga menembus lebih dari seribu kasus. Bahkan, varian ini telah menyebabkan kematian.

Dia mengatakan seluruh menteri harus mengantisipasi dan mencegah penularan yang lebih masif agar tidak menimbulkan korban yang lebih banyak. Meski tingkat keparahan varian Omicron tidak lebih tinggi dari Delta, Ma’ruf menyebut potensi penularannya yang cepat harus diwaspadai.

“Kalau jumlah bertambah terus, potensi penularan kepada, terutama yang komorbid, ini juga akan memberikan tekanan kepada fasilitas tenaga kesehatan yang ada. Karena itu, seperti apa kesiapan kita dalam menghadapi kemungkinan-kemungkinan itu,” kata Ma’ruf.

Ia juga memerintahkan jajarannya memperkuat pengetesan Covid-19 untuk masyarakat guna mencegah transmisi lokal. Peningkatan jumlah tes akan mengantisipasi penyebaran virus dari orang tanpa gejala (OTG) ke orang dengan komorbid.

Di sisi lain, Ma’ruf meminta percepatan pemberian vaksinasi Covid-19. Selain untuk kategori dewasa, percepatan vaksin perlu diperluas untuk kelompok lanjut usia atau lansia dan anak-anak.

“Saya mohon perhatian yang keempat juga terkait laporan percepatan vaksinasi. Vaksinasi booster sudah mulai dilaksanakan,” tutur dia.

🌏Nikolas S Naibaho🌏

Response (1)

Tinggalkan Balasan