Asal-usul Baju Koko yang Dipakai Saat Lebaran, Ternyata dari China 

oleh -48 Dilihat

Baju koko pada umumnya dipakai masyarakat Indonesia saat Lebaran. Selain saat hari raya, baju koko juga kerap dikenakan muslim laki-laki saat shalat maupun menghadiri acara keagamaan.

Menariknya, meskipun identik dengan baju muslim, ternyata baju koko berasal dari China.

“Baju koko itu berasal dari baju thui khim, dalam bahasa hokkien, atau kalau bahasa mandarin harusnya dui jin shan,” ujarnya saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (4/4/2024).

Adapun nama baju koko, lanjut Gleen, diperkirakan mulanya lantaran pemakainya terdahulu adalah engko-engko Tionghoa. Lambat laun, penyebutannya menjadi baju koko dalam bahasa Indonesia.

“Nama baju koko karena banyak yang pake engkong-engkong Tionghoa zaman dulu,” tutur Glenn.

Lantas, kenapa baju koko jadi identik dengan pakaian muslim padahal berasal dari Tionghoa?

Glenn menuturkan, baju muslim awalnya menyerupai model baju Surjan yag merupakan baju tradisional Jawa.
Nama Surjan berasal dari dua suku kata, yaitu “su” dan “ja”.

Artinya adalah nglungsur wontern jaja atau meluncur melalui dada. Oleh sebab itu, baju surjan ini memiliki panjang yang sama di bagian depan dan belakang.

Kemudian, ada pengaruh Tionghoa dari baju yang dipakai oleh engko-engko Tionghoa, saat mereka mendarat di Indonesia. Untuk diketahui, kedatangan warga Tionghoa ke Indonesia pertama kali yakni awal abad ke-5 masehi, sekitar tahun 414.

Warga Tionghoa yang melakukan perjalanan ke India terdampar di Jawa, kemudian mulai berdagang.

“Kenapa koko itu identik sama baju muslim? Sebab, pertama modelnya pas, menutup aurat dan sopan sekali, dan bahannya itu longgar, nyaman. Jadi, dari dulu itu pas untuk iklim tropis seperti di Indonesia,” paparanya.

Sementara itu, Glenn menuturkan warga Tionghoa sendiri mulai meninggalkan baju model thui khim tersebut, setelah mendapat persamaan derajat dengan orang Eropa. Usai peristiwa tersebut, warga Tionghoa lebih suka memakai baju modern ala barat.

Sejak berdirinya Perhimpunan Tionghoa di Hindia Belanda pada 1911, baju thui khim mulai ditinggalkan. Para laki-laki China sudah diperbolehkan menggunakan pakaian Belanda.

“Paling sekarang yang mirip baju koko, dipakai untuk acara Sangjit, yaitu baju Changshan yang kerahnya mirip dengan baju koko,” jelasnya.

 


Edit : Mar.