Kang Wardi, yang hanya lulusan SD dan sebelumnya bekerja sebagai tukang bangunan, kini sukses dalam usaha budidaya belut meskipun sempat diremehkan. Dia kewalahan melayani pesanan hingga lebih dari 1 ton per minggu.
Awalnya, Wardi hanya memelihara belut untuk konsumsi pribadi, tetapi setelah mempromosikan di media sosial, permintaan meningkat tajam dari berbagai kalangan, termasuk UMKM dan restoran, bahkan sampai luar negeri.
Meski mengalami kegagalan beberapa kali, Wardi terus berusaha dan akhirnya berhasil. Dia memulai dengan 1 kilo belut dan kini memiliki kolam yang mampu memenuhi permintaan besar.
Wardi mengajarkan budidaya belut kepada pemula, menyediakan benih, bibit, dan kolam terpal untuk memulai usaha dengan modal kecil. Budidaya belut dianggap lebih praktis dan efisien dibandingkan ikan lain seperti lele atau nila.
Wardi berencana mengembangkan usahanya dengan membuka 1.000 kolam dan wisata edukasi belut, serta telah membuka restoran yang menyajikan berbagai olahan belut sebagai daya tarik tambahan.




















































