Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa cuaca panas memang tengah dirasakan sejumlah daerah di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. Beberapa contohnya seperti Flores Timur di Nusa Tenggara Barat suhu panas mencapai 38,4 derajat celsius pada 27 Oktober dan 38,3 derajat celsius pada 28 Oktober.
Beberapa daerah lain pada 28 Oktober seperti Sumbawa di Nusa Tenggara Barat mengalami suhu panas 38 derajat celsius, Maumere di Nusa Tenggara Timur 37,7 derajat celsius, serta Surabaya di Jawa Timur 37,5 derajat celsius.
Berkaitan dengan hal tersebut, Ketua Tim Kerja Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Ida Pramuwardani mengungkapkan bahwa situasi ini sebenarnya cukup normal terjadi pada bulan Oktober. Meski begitu, ia mengimbau tetap harus mengantisipasi dampaknya, terlebih ada tren peningkatan suhu secara konsisten tiap tahunnya.
Ida memperkirakan bahwa cuaca panas akan segera berakhir setelah sejumlah daerah mulai memasuki musim hujan di bulan November ini. Dengan masuknya musim hujan, suhu maksimal beberapa daerah seharusnya sudah mulai turun.
“Sebetulnya kalau untuk bulan November karena kita sebagian besarnya sudah mulai masuk ke dalam periode musim hujan, seharusnya suhu yang maksimal ini bisa turun ya,” kata Ida ketika dihubungi wartawan beberapa waktu lalu.
Selain itu, ia juga mengatakan keberadaan siklon tropis di wilayah utara Indonesia diprediksi bakal melemah dalam beberapa hari ke depan. Siklon tropis yang ada di wilayah Filipina menjadi salah satu faktor cuaca panas Indonesia dengan menarik massa udara di sekitar, termasuk yang ada di Indonesia, untuk masuk ke dalam sirkulasi siklonik.
Hal tersebut akhirnya menyebabkan pertumbuhan dan tutupan awan di Indonesia menjadi ikut terganggu.
“Selain itu, dinamika atmosfer lainnya seperti misal potensi tutupan awan yang tinggi dalam beberapa hari ke depan, kemudian terpantau aktifnya gelombang ekuator salah satunya adalah gelombang equatorial rossby ya kalau kita bilangnya, beberapa hari ke depan di wilayah Jawa terutama, itu juga berpeluang meningkatkan potensi pertumbuhan awan-awan,” tandasnya

Mar.

 
  


















































