Jakarta – Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Pramudya Iriawan Buntoro mengatakan Indonesia saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan dalam mewujudkan hari tua yang layak bagi seluruh pekerja. Salah satu tantangan terbesar adalah perubahan lanskap ketenagakerjaan akibat digitalisasi, yang tidak hanya menciptakan peluang baru, tetapi juga menuntut penyesuaian sistem jaminan sosial yang lebih inklusif.
Transformasi sistem pensiun nasional menjadi keniscayaan di tengah perubahan lanskap ketenagakerjaan akibat digitalisasi. Dalam forum Indonesia Pension Fund Summit 2025 yang diselenggarakan oleh OJK, dinilai pentingnya membangun sistem jaminan pensiun yang lebih inklusif dan adaptif agar mampu menjangkau seluruh pekerja, termasuk mereka yang berada di sektor informal, pekerja lepas, dan pelaku ekonomi digital.
Skema jaminan pensiun yang berkelanjutan membutuhkan desain yang fleksibel, pendanaan yang kuat, serta kolaborasi erat antar pemangku kepentingan. Penyesuaian besaran iuran dan kebijakan pendukungnya perlu dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu stabilitas dunia usaha, namun tetap menjamin kesejahteraan pekerja di masa depan. Ini bukan hanya soal regulasi, tetapi juga tentang keberanian kolektif untuk membangun sistem yang tangguh menghadapi perubahan zaman.
Melalui tata kelola dana yang prudent, investasi yang berorientasi jangka panjang, dan inovasi digital yang terus dikembangkan, BPJS Ketenagakerjaan berkomitmen menghadirkan perlindungan hari tua yang aman dan berkelanjutan bagi seluruh pekerja Indonesia. Dengan dana kelolaan mencapai Rp863,95 triliun hingga September 2025, kami memastikan setiap rupiah dikelola secara transparan untuk mendukung pembangunan nasional dan kesejahteraan pekerja di masa depan.





















































