Israel Tembaki Warga Gaza Saat Serbu Truk Bantuan, Puluhan Orang Tewas

oleh -633 Dilihat

Jakarta – Pasukan Israel dilaporkan telah menembak mati sedikitnya 50 orang yang bergegas menuju truk-truk yang memuat bantuan kemanusiaan untuk warga Kota Gaza. Hal ini diungkapkan oleh seorang pejabat di sebuah rumah sakit di Gaza pada hari Kamis (29/2).

“Jumlah martir meningkat menjadi setidaknya 50 orang… dan lebih dari 120 orang terluka, termasuk wanita dan anak-anak, akibat penembakan yang dilakukan pendudukan terhadap kerumunan di Kota Gaza,” kata Amjad Aliwa, direktur unit gawat darurat Rumah Sakit Al-Shifa dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (29/2/2024).

Militer Israel mengatakan pihaknya sedang “memeriksa” laporan mengenai insiden tersebut.

Sementara itu Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan sedikitnya 70 orang tewas dan 280 lainnya luka-luka dalam insiden yang sama.

Seorang saksi mengatakan kepada AFP bahwa insiden itu terjadi di bundaran Nabulsi di bagian barat Kota Gaza, ketika ribuan orang bergegas menuju truk-truk.

“Truk yang penuh dengan barang bantuan datang terlalu dekat dengan beberapa tank tentara yang berada di daerah tersebut dan ribuan orang menyerbu truk tersebut,” kata seorang saksi mata yang menolak disebutkan namanya karena alasan keamanan.

“Tentara menembaki massa saat orang-orang berada terlalu dekat dengan tank-tank,” imbuhnya.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan pada hari Kamis (29/2), bahwa jumlah korban jiwa di wilayah Palestina itu selama perang antara Hamas dan Israel telah melampaui 30.000 orang.

“Jumlah korban tewas melebihi 30.000 orang,” kata Kementerian Kesehatan Gaza dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari kantor berita AFP, Kamis (29/2/2024). Kementerian menambahkan bahwa jumlah korban tersebut mencakup sedikitnya 79 kematian yang dilaporkan dalam semalam.

Meskipun para mediator mengatakan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas akan segera terjadi dalam hitungan hari, lembaga-lembaga bantuan telah memperingatkan bahaya kelaparan yang akan terjadi di Gaza utara.

Anak-anak meninggal “karena kekurangan gizi, dehidrasi dan kelaparan yang meluas” di rumah sakit Al-Shifa, Kota Gaza, kata Kementerian Kesehatan Gaza, yang juru bicaranya Ashraf al-Qudra menyerukan “tindakan segera” dari organisasi internasional untuk mencegah lebih banyak kematian serupa.

Menyinggung kondisi yang memburuk di Gaza, kepala USAID Samantha Power mengatakan Israel perlu membuka lebih banyak perlintasan sehingga “bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan dapat meningkat secara signifikan”.

“Ini adalah masalah hidup dan mati,” kata Power dalam sebuah video yang diposting di platform media sosial X.

Mediator dari Mesir, Qatar dan Amerika Serikat telah mengupayakan jeda pertempuran di Gaza selama enam minggu. Para perunding berharap gencatan senjata dapat dimulai pada awal bulan suci Ramadan yang akan dimulai pada 10 atau 11 Maret mendatang.

Proposal gencatan senjata tersebut dilaporkan mencakup pembebasan beberapa sandera Israel yang ditahan di Gaza dengan imbalan beberapa ratus tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel.

Edit : Mar