Kemenkes Buka Suara Soal Kebocoran Data 1,3 Juta Pengguna Aplikasi eHAC

oleh -1 Dilihat

JAKARTA, 31 Agus 2020 – Para periset di VPN Mentor mengungkap adanya dugaan kebocoran data pribadi yang terjadi di aplikasi test dan pelacakan covid-19, Electronic Health Alert card atau eHAC yang dibuat Kementerian Kesehatan.

Diduga data yang bocor milik 1,3 juta pengguna.

Aplikasi ini wajib digunakan oleh orang yang memasuki Indonesia atau mereka yang bepergian domestik untuk memastikan mereka tidak membawa virus corona.

eHAC diunduh ke ponsel pengguna dan menyimpan status kesehatan terkini.

Adapun informasi pengguna yang diduga bocor di eHac meliputi data hasil covid-19, seperti kartu indentitas pelaku perjalanan, indentitas rumah sakit hingga hasil test covid.

Dugaan kebocoran juga mencakup data dari 226 rumah sakit dan klinik di Indonesia, seperti data rincian umah sakit hingga nama dokter yang menangani calon pelaku perjalanan.

Identitas pengguna diduga bocor, seperti detil pelaku perjalanan seperti nama lengkap, nomor telepon dan nomor KTP atau paspor.

Kemarin (31/8) Kementerian Kesehatan membenarkan adanya dugaan kebocoran data pengguna di aplikasi eHAC.

Kepala Pusat Data dan Informasi Kemenkes, Anas Ma’ruf menyebut data yang bocor terjadi di aplikasi yang lama bukan pada eHAC yang terintegrasi dengan aplikasi Peduli Lindungi.

Anas menyebut dugaan kebocoran data ini terjadi di aplikasi eHAC yang lama. Dan kini, ia mengabarkan bahwa aplikasi tersebut sudah tak lagi digunakan sejak 2 Juli 2021.

Kemenkes saat ini menggunakan aplikasi eHAC baru yang sudah terintegrasi.

Anas mengatakan sistem yang diaplikasi pada eHAC yang baru sangat berbeda dengan aplikasi eHAC yang lama. Perbedaan ini, kata Anas terletak pada infrastrukturnya.

Bagaimana tindak lajut dari laporan dugaan kebocoran data aplikasi eHAC?

Lalu bagaimana bisa aplikasi ehac bisa bocor? Apa yang perlu diperbaiki?

Simak pembahasannya bersama Juru Bicara BSSN, Anton Setiawan serta Pengamat Keamanan Siber dari Communication and Information System Security Research Center, Pratama Dahlian Persadha.


Edit : Mt

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *