Perampokan Museum Louvre Penghinaan Tak Tertahankan bagi Prancis

oleh -58 Dilihat

PARIS – Perampokan yang terjadi di Museum Louvre yang ikonis pada hari Minggu merupakan penghinaan berat yang tak tertahankan bagi Prancis. Demikian kritik keras dari politisi oposisi, Jordan Bardella.

Para pejabat mengatakan perampokan terjadi sekitar pukul 09.30 waktu setempat, ketika sekelompok penyusup bertopeng menggunakan lift keranjang yang dipasang di truk untuk mencapai jendela di fasad museum.

Geng perampok tersebut memasuki Galeri Apollon dan melarikan diri dengan sepeda motor dalam waktu empat hingga tujuh menit, meninggalkan satu benda—yang kabarnya adalah mahkota Ratu Eugenie—rusak dan ditemukan di luar.

“Louvre adalah simbol global budaya kita. Perampokan ini, yang memungkinkan pencuri mencuri Permata Mahkota Prancis, merupakan penghinaan yang tak tertoleransi bagi negara kita,” tulis Bardella, presiden partai sayap kanan National Rally yang juga anggota Parlemen Eropa, di X, Senin (20/10/2025).

“Seberapa jauh kerusakan negara ini akan terjadi?” imbuh dia.

Politisi sayap kanan veteran Marine Le Pen, yang memimpin fraksi National Rally di Majelis Nasional Prancis, menggambarkan perampokan tersebut dalam sebuah unggahan di X sebagai “cobaan berat” lain bagi Prancis dan luka bagi ko”jiwa” bangsa, seraya mendoakan pasukan keamanan agar berani menemukan kembali permata-permata tersebut.

Sebelumnya pada hari Minggu, Menteri Dalam Negeri Laurent Nuñez menggambarkan perampokan tersebut sebagai operasi yang “sangat profesional”, menekankan bahwa barang-barang curian tersebut memiliki “nilai warisan yang tak ternilai.”

Menteri Kebudayaan Rachida Dati mengatakan tidak ada korban luka yang dilaporkan dan bahwa para penyelidik sedang meninjau rekaman CCTV, peralatan yang digunakan untuk pembobolan, dan mewawancarai staf

Galeri Apollon telah menyimpan sisa-sisa Permata Mahkota Prancis sejak akhir abad ke-19, termasuk barang-barang yang sebelumnya milik keluarga Napoleon dan Permaisuri Eugenie.

Mar.