Politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait Resmi Keluar dari PDI Perjuangan

oleh -3096 Dilihat

Jakarta – Politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait resmi keluar dari partai berlambang banteng itu. Keputusan itu diambil setelah Maruarar Sirait mengunjungi Kantor DPP PDI Perjuangan, Senin (15/1/2024).

Maruarar mengatakan, keputusannya diambil setelah dirinya berdoa dan berdiskusi dengan orang terdekat serta teman-temannya. Ia mengaku sudah mempertimbangkan keputusan ini dengan matang.

“Saya memutuskan untuk pamit dari PDI Perjuangan hari ini dan saya doakan PDI Perjuangan tetap menjadi partai yang besar,” kata Maruarar usai kunjungan Kantor DPP PDI Perjuangan.

Maruarar juga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh kader PDI Perjuangan atas keputusannya ini. Ia mengaku menyesal harus meninggalkan partai yang telah membesarkan namanya.

“Saya mohon maaf, saya mengajarkan kalian untuk loyal tetap bersama PDIP, tetapi Izinkanlah dengan keterbatasan saya pamit,” terang Maruarar.

“Semoga PDIP Perjuangan mendapatkan kader yang lebih baik, lebih loyal, lebih profesional, dan lebih berkualitas dari saya. Mohon pamit, Merdeka,” tandasnya.

Maruarar Sirait merupakan salah satu kader senior PDI Perjuangan. Keputusan Maruarar keluar dari PDI-Perjuangan menjadi pukulan bagi partai tersebut. Maruarar merupakan salah satu kader yang memiliki jaringan cukup luas di kalangan anak muda.

Maruarar Sirait juga pendiri Taruna Merah Putih sebagai organisasi yang berafiliasi dengan PDI Perjuangan.

Perjalanan politik Maruarar Siarait di PDI Perjuangan (PDIP) telah berakhir. Pengunduran diri pria yang akrab disapa Ara Sirait ini dikabulkan oleh PDIP.

Ara mendatangi kantor DPP PDIP di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (15/1) pukul 18.19 WIB. Berselang satu jam kemudian, Ara keluar dari kantor DPP PDIP dan menyatakan pamit dari PDIP.

Saat di dalam kantor DPP PDIP, Ara mengembalikan KTA PDIP ke jajaran petinggi DPP PDIP. KTA PDIP Maruarar Siarit diterima oleh Wasekjen PDIP Utut Adianto, turut hadir Wabendum PDIP Rudianto Tjen.

“Pak Utut sahabat saya, wakil sekjen DPP PDIP, saya izin pamit dari PDIP. Sampaikan salam hormat kepada Ibu Ketua Umum, Ibu Mega, dan Mas Hasto Sekjen, dan teman-teman para senior,” kata Maruarar dalam video yang diunggah di akun media sosialnya, Senin (15/1/2024).

Ara sapaan akrab Mauarar, menyampaikan salam kepada kader senior dan junior PDIP, serta Taruna Merah Putih atau TMP, Ara sempat menjadi Ketua TMP. Ara menyampaikan permintaan maaf kepada jajaran DPP dan kader PDIP.

“Karena selama ini saya banyak kekurangan, saya mohon maaf. Saya juga berterima kasih diberikan kesempatan berkarier politik dan izin saya mengikuti langkah daripada Bapak Jokowi,” ujarnya.

Ara memutuskan mengikuti langkah politik Presiden Jokowi karena merasa cocok dan sesuai hati nuraninya. Ara menilai kepuasan masyarakat kepada Jokowi masih tinggi.

“Saya percaya dan saya cocok hati saya dan nurani saya, dan Bapak Jokowi banyak memanusiakan rakyat Indonesia, dan juga kami, dan juga seperti yang saya mencatat tingkat kepuasan publik terhadap Bapak Jokowi sangat tinggi. Dan saya adalah bagian dari rakyat Indonesia yang memilih mengikuti Bapak Jokowi,” ucap Ara.

Ara mengakui bapaknya, Sabam Sirait, merupakan salah satu pendiri PDIP. Namun, Ara mengingat pesan Sabam untuk menjaga kepemimpinan Jokowi.

“Mohon maaf sekali lagi kalau banyak kekurangan, Pak, saya kembalikan, kartu anggota ini. Memang betul Bapak saya pendiri PDI dan saya pertanggungjawabkan, karena dulu Bapak saya juga mengatakan jagalah, belalah, Pak Jokowi, karena dia baik dan benar. Jadi itu Pak Utut saya ngomong apa adanya, sesuai dengan hati saya,” imbuhnya.

Maruarar Sirait diketahui lahir di Medan, 23 Desember 1969. Namun, masa sekolahnya dihabiskan di Jakarta dan Bandung untuk kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Parahyangan.

Selepas kuliah, Ara aktif di politik praktis dengan bergabung ke PDIP. Bergabungnya Ara ke PDIP diketahui mengikuti jejak ayahnya, Sabam Sirait.

Ara menjadi anggota DPR RI dari Fraksi PDIP selama tiga periode yakni 2004-2009, 2009-2014, dan 2014-2019. Dalam karirnya, Ara merupakan sosok yang cukup vokal di Senayan.

Selain itu, Ara didaulat sebagai Ketua DPP Bidang Pemuda, Mahasiswa, dan Olahraga PDI Perjuangan masa bakti 2005-2010. Dalam tugasnya, Ara menginisiasi didirikannya Taruna Merah Putih, organisasi sayap PDIP di bidang kepemudaan pada 2005.

DPP PDIP menerima pengunduran diri Maruarar Sirait yang menyatakan pamit dari partai. PDIP juga menerima pengembalian KTA dari Ara Siarit.

“DPP partai telah menerima laporan dari Pak Utut Adianto bahwa Pak Ara Sirait telah mengajukan pengunduran diri dengan menyerahkan KTA partai,” kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto kepada wartawan, Senin (15/1).

“Menjadi anggota partai didasarkan pada prinsip kesukarelaan demikian halnya untuk tidak menjadi anggota dapat mengajukan pengunduran diri,” imbuhnya.

PDIP menyinggung soal keberhasilan Ara Sirait sebagai pengusaha terkait pengunduran diri dari partai. “DPP partai menerima pengunduran diri Pak Ara Sirait. Terlebih dengan kondisi Pak Ara sekarang yang sudah semakin berhasil sebagai pengusaha. Beberapa foto Pak Ara dengan pengusaha menunjukkan keberhasilan itu”

PDIP menilai pengunduran diri Maruarar Sirait juga bagian dari konsolidasi partai. PDIP mengatakan internal berjuang menempatkan kedaulatan rakyat dalam memilih pemimpin.

“Pengunduran diri tersebut sebagai bagian dari konsolidasi kader partai, mengingat pengunduran diri terjadi pada saat partai sedang berjuang untuk menempatkan kedaulatan rakyat sebagai hukum tertinggi di dalam menentukan pemimpin, dan sekaligus melakukan koreksi terhadap berbagai upaya yang mencoba untuk melanggengkan kekuasaan sampai harus terjadi pelanggaran etik berat oleh Anwar Usman melalui manipulasi hukum di MK,” lanjut Hasto.