Mengapa Anak-Anak yang Kecanduan Teknologi Kelak Lebih Berisiko Terkena Psikosis?

oleh -537 Dilihat

JAKARTA — Sebuah penelitian menunjukkan anak-anak yang kecanduan ponsel pintar, iPad, dan gim video lebih mungkin menderita episode psikotik di kemudian hari.

Para ilmuwan menemukan bahwa penggunaan ponsel pintar dan media sosial pada masa remaja dikaitkan dengan paranoia, delusi, halusinasi, dan “ide-ide aneh” ketika orang mencapai usia 23 tahun.

Di lain sisi, para peneliti mengatakan bahwa penyebab dari masalah itu mungkin bukan karena teknologi.

Kecanduan anak terhadap perangkat-perangkat teknologi bisa menjadi peringatan bahwa mereka sudah rentan terhadap penyakit mental.

“Meningkatnya penggunaan media dan masalah kesehatan mental tampaknya memiliki faktor risiko yang sama, seperti masalah-masalah kesehatan mental orang tua, kesepian, intimidasi, dan masalah-masalah hubungan orang tua-anak,” kata tim asal Kanada yang berada di balik penelitian tersebut, dilansir Daily Mail, Ahad (14/4/2024).

Temuan tim tersebut telah dipublikasikan di jurnal JAMA Psychiatry.  Mereka juga memperingatkan bahwa memaksa anak-anak yang kecanduan untuk bersikap menghentikan secara tiba-tiba mungkin tidak membantu dan bisa lebih berbahaya. Contohnya, dengan secara tiba-tiba melarang mereka menonton di gawainya.

Studi tersebut mengamati kebiasaan-kebiasaan media dan pengalaman psikotik dari 2.120 warga Kanada yang lahir pada 1997 dan 1998. Temuannya adalah bahwa mereka yang secara drastis mengurangi penggunaan komputer masih lebih sering mengalami pengalaman-pengalaman psikotik di masa dewasa, bahkan setelah pengalaman pribadi lainnya dipertimbangkan.

Dikatakan juga bahwa penggunaan internet lebih terkait erat dengan depresi dibandingkan bermain gim video atau menonton televisi. Sementara itu, bermain gim mungkin lebih mendukung pengaturan emosi dan pengembangan keterampilan-keterampilan sosial dibandingkan bentuk teknologi pasif seperti TV.

Para peneliti menyarankan para dokter untuk mempertimbangkan alasan remaja yang kecanduan gawai dan menderita pengalaman-pengalaman psikotik menjadi ketagihan alih-alih menyalahkan teknologi.
“Penggunaan teknologi digital yang tinggi pada masa remaja dapat menjadi penanda awal, bukan penyebab dari masalah kesehatan mental di kemudian hari,” ujar Dr Simona Skripkauskaite dari Oxford University, Inggris.

Skripkauskaite menyebut para ahli tak lagi meyakini teknologi digital  merupakan akar penyebab semua masalah kontemporer. Menurutnya, keadaan pribadi yang sudah ada sebelumnya sering kali mendasari peningkatan penggunaan media dan kesulitan-kesulitan kesehatan mental.

Sementara itu, pada awal tahun ini, Millennium Cohort Study, yang mengamati 18 ribu keluarga, menemukan hampir separuh remaja Inggris merasa kecanduan media sosial. Kemudian, ada juga penelitian terbaru yang dilakukan oleh King’s College London, Inggris Raya (UK). Kesimpulan dari penelitian itu adalah satu dari tiga orang memenuhi kriteria kecanduan ponsel pintar secara klinis.

Para pecandu mungkin kehilangan kendali atas berapa lama mereka menggunakan ponsel. Mereka menjadi tertekan ketika tidak dapat mengakses perangkatnya, dan mengabaikan bagian lain yang lebih berarti dalam hidup mereka.

Edit : Mar